Kamis, 21 April 2016

Mengubah Diri Menjadi Lebih Baik

Ada yang berkata, jangan percaya omongan siapa pun, terutama ucapan seorang wanita. Jujur, awalnya saya percaya dengan omongan seperti ini. Karena saat mama saya, atau tepatnya mama tiri yang sudah saya anggap seperti mama saya sendiri sering mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang saya pikirkan. Perkataannya yang terkadang memerintah saya untuk melakukan apa yang tidak saya sukai membuat saya tidak ingin terlarut-larut dalam segala nasihat yang diberikannya. Alasannya klasik, karena saya ingin menjalani hidup saya ini seperti apa yang saya sukai, bukan sepenuhnya kehendak dari orang tua saya.

Hal ini membuat saya menjadi orang yang tidak suka berbincang-bincang, nonton bareng, atau hal-hal lainnya yang biasanya akan lebih hangat jika dilakukan bersama keluarga. Dan yang saya lakukan setiap di rumah hanyalah masuk kamar, mematikan lampu dan kemudian tidur, atau menyalakan laptop untuk mencari suatu hiburan. Ajakan apa pun dari orang tua saya yang meminta waktuku untuk berkumpul bersama sebisa mungkin aku jauhi dan aku tolak secara halus. Kenapa? Karena aku merasa keluargaku memiliki pemahaman yang berbeda denganku, keinginan keluargaku berbeda dengan keinginan yang ada di hidupku.

Bahkan pernah suatu pagi di hari libur, disaat aku sudah berniat untuk melakukan jogging dan sudah bersiap-siap, tak lama ayahku mengajak untuk olahraga. Jogging merupakan suatu kegiatan berkategori olahraga, kan? Bisa saja aku bersama ayahku melakukan jogging bersama pagi itu, tapi yang terjadi sebaliknya. Ya, niatku untuk jogging menjadi surut setelah ayah mengajakku olahraga bersamanya. Rasanya aku lebih menikmati dan santai jika aku melakukan jogging sendirian, sesukaku.

Ketika di sekolah pun aku menjadi orang yang tidak lihai dalam bergaul. Aku lebih memilih meng-kaku-kan diri dalam hal bersosialisasi. Sebisa mungkin aku menghargai teman-temanku agar mereka tidak tega atau bahkan segan untuk menggangguku. Kalau perlu jatuh serendah-rendahnya, akan aku lakukan karena tidak ingin ada orang yang merasa senang menggangguku. Dan untungnya teman-temanku pun seperti itu, memandangku sebagai orang yang naif. Mungkin bagi sebagian orang dipandangi sinis seperti itu merupakan hal yang menyakitkan. Tapi tidak bagiku.

Aku menikmati pandangan mereka, karena akhirnya aku bisa berteman dengan orang-orang yang tulus menerimaku apa adanya, dan aku bisa pergi kebelahan tempat manapun tanpa menjadi perhatian orang.

Itulah kehidupanku yang telah lalu. Sekarang adalah masa-masa dimana aku tidak bisa lagi melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti dulu. Sekarang adalah saatnya aku hanya bisa terdiam di rumah, mencari hiburan, tidur dan menunggu nasibku selanjutnya. Sekarang adalah masa-masa dimana aku harus menyadari kehidupanku. Sekarang adalah masa-masa aku harus berhijrah dari yang pemalas dan kurang berambisi menjadi sosok manusia yang lebih baik.

Dan jika aku bisa memutar waktu, aku ingin kembali ke awal waktu disaat aku baru memasuki SMK. Kembali ke saat-saat Masa Orientasi Siswa, dan menjadi manusia yang senang berbagi. Mengapa? Karena kesendirian itu akan benar-benar datang setelah aku kehilangan rutinitas sekolah, rasanya membosankan hidup dengan cara yang seperti ini terus menerus. Aku butuh teman, aku butuh orang yang bisa memahamiku. Bahkan terkadang pula aku merasa iri dengan orang yang memiliki keberanian berada di sekitar banyak orang dan menjadi pusat perhatian.

Kenapa aku berubah drastis? Karena setiap apa yang aku lakukan itu berdampak untuk diriku sendiri. Dulu aku menjadi orang yang anti-sosial. Tapi sekarang, ketika aku diberi waktu yang banyak untuk sendiri, aku merasa duniaku hanya sebatas layar monitor. Tidak ada yang nyata. Kadang aku lelah untuk mencari titik berbeda dalam memandang suatu permasalahan dan mencari hal yang menarik dalam satu permasalahan yang sama. Kadang aku ingin menilai sesuatu dengan apa adanya dan menceritakan kepada manusia-manusia lain yang bisa mengerti kondisi hatiku.

Sekarang aku menemukan betapa indahnya berbagi. Betapa indahnya melakukan suatu kegiatan bersama-sama dengan orang-orang yang memiliki kecenderungan yang sama atau pun tidak. Tapi seperti pepatah para ahli, Bedu Cagur pernah berkata, "orang yang memikirkan masa depan itu merupakan orang yang move on, tapi orang yang memikirkan masa lalu itu merupakan orang yang blo'on", dan aku menemukan kebenaran dalam kalimat tersebut, sehingga aku mengubah pola pikirku, menjadi orang yang selalu melihat ke depan apa pun yang terjadi.

Meskipun sudah kehilangan rutinitas sekolah, tapi aku masih muda, begitu juga dengan orang lain yang baru lulus dari sekolah 12 tahun pertamanya. Sekarang aku mulai mengingat dulu ketika aku masih sekolah, mama berkata kepadaku bahwa saat ini bukan saatnya aku untuk hidup santai-santai. Aku harus bekerja keras. Karena jika melihat orang-orang terdekat yang sudah lebih dahulu dariku, mereka mengalami kesulitan dalam hidup mereka yang disebabkan oleh masa muda mereka yang mereka lalui dengan sia-sia. JIKA KAU MELALUI MASA MUDAMU DENGAN SIA-SIA, MAKA MASALAH HIDUPMU AKAN DITUMPUK DI MASA DEPAN.

Aku menemukan point itu. Jika aku melalui masa mudaku dengan bersantai-santai, aku akan mengalami kesulitan yang bukan hanya aku saja yang merasakannya, tapi juga orang-orang yang kehidupannya aku tanggung. Jika aku melewatkan masalah-masalah masa mudaku, aku tidak akan menjadi manusia yang berkembang.

Mungkin pertanyaan yang langsung muncul ketika kita memutuskan untuk berubah yaitu "mau mulai darimana?" dan karena tidak menemukan jawaban yang tepat, akhirnya kita mundur lagi dari keinginan kita dan melakukan hal yang sebelumnya dilakukan. Tapi itu merupakan kesalahan besar!

Mau sampai kapan pun, jika kita kembali ke kebiasaan lama itu, kita ga akan melakukan perubahan. Dan semakin banyak waktu yang kita pake untuk bersantai, semakin sedikit waktu yang kita pake untuk menikmati kesuksesan, karena waktu terus berjalan dan semua hal penting dalam hidup pasti harus terjadi, seperti pernikahan dan mendidik keturunan.

Jadi, hal yang pertama kali kita lakukan yaitu TIDAK melakukan apa yang akan membuat kita menjadi orang yang sama dimasa lalu. Ya, orang yang selalu hidup dalam rutinitas yang sama adalah orang yang rugi. Karena kita mematahkan harapan kita untuk melakukan perubahan ke yang lebih baik dan menjadi manusia yang terbudaki keadaan, bukan orang yang mau menciptakan keadaan kita sendiri.

Dari sini kita bisa menemukan kata "KOMITMEN" bahwa kita tidak mau melakukan kesalahan yang sama di masa lalu, dan melakukan perbaikan dari waktu ke waktu. Sedikit demi sedikit perubahan akan lebih berarti dibanding perubahan besar yang kita lakukan tapi kemudian terpancing kembali ke kesalahan yang sama.

Sekian artikel dari saya untuk saat ini mengenai Upaya untuk Mengubah Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik. Jika suka artikel saya, silakan tinggalkan komentar, apa pun itu, akan saya hargai. See you next time!